Yolk
(kuning telur)
Yolk
menyusun 30-33% berat telur. Yolk berbentuk hampir bulat dengan warna kuning
sampai jingga tua, dan terletak di pusat telur. Bahan yang memberi warna pada
yolk adalah xanthophil, yaitu suatu pigmen carotenoid yang diturunkan dari
pakan. Yolk terdiri dari latebra, germinal disc (balstoderm), lapisan
konsentris terang dan gelap, dan membran vitellin yang membungkus yolk,
bersifat halus, elastis dan berkilau.
Pembentukan
Kuning telur
Kuning telur dihasilkan oleh ovarium sedangkan pigmen yang
terdapat pada kuning telur yang menambah warna kuning adalah xantophyl yaitu
suatu pigmen carotenoid yang termasuk golongan oxycarotenoid diturunkan dari
pakan yang dimakan unggas. Tiap ova (kuning telur) berada dalam folikel,
folikel-folikel itu berkumpul, bergerombol sehingga tampak seperti buah anggur,
terikat satu sama lain oleh jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh
darah, lymphe dan urat syaraf. Ketika ovarium mulai berfungsi, ukuran ova yang
terdapat dalam ovarium itu mulai bertambah besar. Ova ini dibungkus oleh
membran vitelin.
Kuning telur mengalami perkembangan dalam ovarium selama 10 hari,
sesudah itu dilepaskan (diovulasikan). Ovulasi adalah pelepasan kuning telur
dari ovarium dan jatuhnya ke dalam mulut oviduct dan terus menuju ke funnel
atau telur ini akan lepas dari mulut oviduct dan jatuh ke rongga tubuh. Kuning
telur yang jatuh ke rongga tubuh ini biasanya bisa jatuh kembali kedalam mulut
oviduct. Rata-rata pertambahan diameter dari kuning telur ini 4 mm sehari dan
diovulasikan pada saat berdiameter + 40 mm. Pada hari ke 8 dan 9 sebelum kuning
telur meninggalkan ovarium, pertumbuhan terjadi sangat cepat, pada hari ke 7
sampai ke 4 sebelum diovulasikan pertumbuhannya agak lambat. Menjelang telur
diovulasikan pertumbuhan kuning telur ini lambat sekali.
Selama pertumbuhan kuning telur ini, germinal disc selalu terdapat
dibagian atas kuning telur. Kuning telur dilepaskan berganti-ganti, berselang
24-36 jam tergantung proses penelurannya. Dalam keadaan normal kuning telur
diovulasikan 15 menit sebelum bertelur.
Kuning telur yang telah dilepaskan oleh ovarium ditangkap dan
menempel pada mulut oviduct. Kuning telur ini bergerak menuju ke funnel,
sprmatozoa yang dihasilkan oleh ayam jantan sewaktu kopulasi, dengan aktif
bergerak menembus saluran oviduct mencari sel telur.
Sperma ini akhirnya akan bertemu dengan sel telur atau kuning
telur (yolk) ini pada funnel sehingga proses pembuahanpun terjadi. Sel sperma
yang membuahi sel telur ini hanya satu. Lainnya tidak terus mati tetapi bisa
tahan sampai beberapa hari dan menunggu datangnya dan jatuhnya yolk yang
berikutnya.
Fungsi
Yolk (kuning telur) ==> Sebagai persediaan makanan bagi embrio.
2. Albumen (putih telur)
Putih telur adalah cairan putih (disebut juga albumen atau glair/glaire)
yang terkandung di dalam sebuah telur. Cairan ini terdapat
di dalam telur yang sudah dibuahi dan yang belum dibuahi. Putih telur terdiri
dari 10% protein terlarut
di air. Kegunaan putih telur adalah untuk melindungi kuning telurdan
menyediakan nutrisi tambahan bagi pertumbuhan embrio, karena
putih telur kaya akan protein dan rendah lemak, yang merupakan kebalikan dari
kuning telur, yang mengandung nilai lemak yang tinggi. Putih telur memiliki
banyak kegunaan kuliner dan non-kuliner.
Walaupun putih telur dihargai
sebagai sumber makanan yang rendah lemak dan berprotein tinggi, sedikit orang
tidak bisa memakan putih telur. Alergi telur terjadi
lebih banyak pada bayi daripada orang dewasa, dan akan teratasi dengan
sendirinya ketika anak sudah berumur 5 tahun. Alergi makananpada putih
telur lebih banyak terjadi daripada alergi terhadap kuning telur.
Albumen
menyusun kira-kira 60% dari berat telur total. Albumen terdiri dari 4 fraksi
yaitu, lapisan chalaziferous (lapisan kental dalam), lapisan encer dalam (inner
thin layer), lapisan kental luar (firm gel-like layer), dan lapisan encer luar
(outher thin layer). Albumen yang berwarna sedikit kehijauan disebabkan oleh
riboflavin (vitamin B2)
Pembentukan
Lapisan Putih Telur dan Chalaza
Setelah
kuning telur diovulasikan dan ditangkap oleh mulut oviduct, bergerak ke funnel.
Dalam funnel ini telur dibuahi atau tidak terus bergerak ke magnum. Dalam
funnel inui telur tinggal selama + 15 menit.
Telur
ini bergerak karena adanya gerak peristaltik dinding oviduct. Pada magnum ini
disekresikan albumen yang kaya akan mucin sebanyak 50-60% dari putih telur
seluruhny. Kuning telur tinggal dalam magnum ini selama 2 jam 45 menit
3. Lapisan Chalaziferous
Lapisan
putih telur tebal daerah ujung-ujung telur mengalami differensiasi membentuk
benang-benang mucin. Benang-benang mucin ini akan berputar membelit seperti
tali yang menuju ke arah ujung telur dan disebut chalaza. Chalaza ini sangat
penting untuk menjaga kedudukan kuning telur dan embrionya selama pengeraman.
Lapisan
ini menyusun 3% albumen. Lapisan ini sangat kental tetapi sangat tipis,
mengelilingi yolk dengan rapat pada sisi yang berlawanan dengan yolk, lanjutan
dari selaput ini bercabang ke arah kedua ujung telur sebagai chalaza. Chalaza
tampak seperti pintalan tali yang berwarna keputihan. Chalaza membantu
menstabilkan yolk pada posisi sentris dan menghambat naiknya atau menempelnya
yolk ke cangkang bila telur berada dalam keadaan istirahat.
4. Lapisan Putih Telur Encer Dalam
Lapisan
ini menyusun 21% (kisaran 1-40%) albumen yang mengelilingi lapisan
chalaziferous.
5. Lapisan Putih Telur Kental Luar
Lapisan
ini menyusun 55% (kisaran 30-80%) albumen yang mengalilingi lapisan putih telur
encer dalam dan berperan sebagai pembungkus lapisan putih telur encer dalam dan
yolk.
6. Lapisan Putih Telur Encer Luar
Lapisan
ini menyusun 21% (kisaran 10-60%) albumen. Lapisan ini terletak di sebelah
dalam membran kulit telur, kecuali pada bagian ujung telur yang putih kentalnya
melekat pada ujung telur. Prosentase albumen kental dan encer dalam telur
bervariasi pada strain, individu, kesegaran, kondisi, dan waktu penyimpanan.
7. Shell Membrane (Membran Kulit
Telur)
Membran
ini terdiri atas dua lapisan, yaitu membran kulit telur dalam dan membran kulit
telur luar yang masing-masing tersusun oleh 2 atau 3 lapis anyaman serabut
protein yang tidak teratur. Serabut tersebut disatukan oleh suatu bahan
albuminous cementing unruk membentuk membran tipis, kuat, melekat erat, dan
bersama-sama membatasi cangkang di sebelah dalam dan melekat erat padanya.
Membran dalam lebih tipis dari membran luar dengan tebal keseluruhan 0,01-0,02
mm.
Fungsi
==> Disebut juga sel embrio, yang akan tumbuh menjadi individu baru.
8. Shell (Cangkang)
Cangkang
merupakan lapisan berkapur yang menyusun 9-12% dari berat telur total. Cangkang
tersusun kira-kira 94% kalsium karbonat, 1% magnesium karbonat, 1% kalsium
fosfat, dan 4% bahan organik terutama protein.
Telur
di dalam uterus tinggal selama 20 jam 45 menit. Selain kelenjar uterus
mensekresikan albumen juga menghasilkan bahan cangkang telur, yang terdiri dari
sebagian besar CaCo3.
CaCo3
di bawa aliran darah ke dalam kelenjar uterus. Pada temperatur yang tinggi,
lubang pori-pori ini semakin besar dan cangkang telur cenderung menjadi tipis
karena Ca dalam aliran darah sedikit. Pigmentasi terjadi di uterus dan vagina 5
jam terakhir sebelum dikeluarkan.
Sebelum
telur dikeluarkan di simpan dahulu dalam vagina untuk beberapa waktu. Disini
disekresikan mucus yang ditimbun diluar cangkang telur. Mucus ini mempermudah
dan memperlicin keluarnya telur. Setelah telur dikeluarkan mucus ini dengan
segera mengering, sehingga meninggalkan sisa yang disebut kutikula.
Lama
telur berada dalm oviduct adalah + 25 jam. Jadi lamanya pembentukan telur sejak
awal pertumbuhan ova dalam ovarium adalah + 11 hari 2 jam.
9. Air Cell (Rongga Udara)
Pada
saat ditelurkan, rongga udara tidak ada. Segera setelah telur dingin, isinya
mengkerut. Sedikit vakum menyebabkan udara masuk melewati pori-pori cangkang
untuk membentuk rongga udara diantara kedua membran. Rongga udara biasanya
terbentuk pada bagian ujung telur yang tumpul karena porositas cangkang paling
besar terdapat pada daerah ini. Tetapi rongga udara bisa terjadi pada bagian
lain, tergantung di daerah mana membran kulit telur mudah terpisah.
Fungsi
==> Sebagai sumber oksigen bagi embrio