HIV/AIDS: Pil Pencegah Penularan
Penyakit AIDS Ditemukan
AIDS ( Acquired
Immune Deficiency Syndrome ) adalah sekumpulan gejala dan infeksi
(atau:sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV
sen diri merupakan virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang
yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya
ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan
kulit dalam (membran mukosa) atau
aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan
vagina, cairan
preseminal, dan air
susu ibu. Penularan dapat
terjadi melalui hubungan
intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum
suntik yang terkontaminasi,
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan
tubuh tersebut.
Meskipun penanganan yang telah
ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.
Kini untuk pertama kalinya
sebuah studi menemukan obat yang digunakan untuk perawatan infeksi HIV, juga
bisa membantu mencegah penularan jika dikonsumsi sebelum dan setelah
berhubungan badan dengan yang beresiko.
Hasil ini
memberikan harapan baru yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan mengkomsumsi
pil setiap hari dan pengguanaan kondom saat hubungan intim. Meskipun kedua
metode tersebut dianggap lebih baik.
Studi yang
dilakukan di Prancis dan Kanada dan kemudian hasilnya dirilis di San Francisco
pada Rabu, 25 Februari 2015 ini adalah studi
pertama yang dilakukan untuk menguji Truvada,
jenis pil yang mengandung dua kombinasi obat AIDS, kepada orang-orang yang
berencana melakukan hubungan badan beresiko. Sebanyak 86 persen pria yang
mengonsumsi pil tersebut tidak terinveksi dibandingkan dengan mereka yang
mengonsumsi pil-pil tiruan.
Konsumsi pil Truvada
setiap hari kini digunakan untuk mencegah infeksi HIV kepada orang-orang yang
beresiko tinggi dan studi menemukan obat tersebut membantu meski beberapa dosis
dilewati. Para ahli kesehatan enggan menyebutnya sebagai “kondom kimia” karena
khawatir orang-orang tak lagi menggunakan cara pencegahan terbaik.
Studi oleh Gilied
Science dipimpin oleh badan riset HIV nasional Prancis. Para pria diberikan
Truvada yang asli dan palsu dan diminta mengkonsumsi 2 pil 24 jam sebelum
berhubungan. Pil ketiga 24 jam setelah berhubungan dan pil keempat 48 jam
kemudian. Mereka juga diberikan konseling mengenai kondom dan pencegahan
penularan penyakit.
Studi lantas
dihentikan setelah 400 pria terdaftar dan peneliti melihat Truvada
memperlihatkan hasilnya. Ada 2 infeksi HIV baru yang ditemukan dari mereka yang
mengonsumsi Truvada dan 14 infeksi dari mereka yang menonsumsi pil palsu. Dua infeksi
dari kelompok Truvada adalah pria yang berhenti menggunakan pil tersebut
setelah lebih dari setahun dalam studi. Obat tersebut diklaim aman meskipun
mual-mual dan diare sering terjadi pada kelompok yang mengonsumsinya. Hanya 1
orang yang berhenti mengonsumsi karena efek samping.
Dikutip dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar